Sabtu, 6 May 17
Flight malam dari Jakarta (CGK).
tiket paling murah yang gw dapat TigerAir, dengan transit di Singapore.
ini pertama kalinya gw transit, ke Negara lain, sendiri pula.
Tapi, karena Changi Airport fasilitas, informasi, dan segala-galanya super per detail, komplit, gak bertele-tele, alhasil gue diem aja pun, tau harus pergi ke mana. HAHA.
Berangkat jam 8pm dan sampe Changi jam 11.20pm.
karena dua tiket gw udah printed, jadinya ga perlu check-in lagi di Changi.
Flight berikutnya jam 2am. Sambil nunggu, gw dilarang tidur sama mama karena takut ketinggalan pesawat.
Alhasil gw keliling transit area Changi, sambal ngemil Old Chang Kee ma favorite gorengan. Cintaku.
Minggu, 7 May 17
Empat jam flight dari Singapore ke Hong Kong, karena gw jarang perjalanan 'cukup' jauh, lupa bawa jaket, badan gw pegel semua.
Sampai di HK jam 6am, langsung ke imigrasi, arrival dan cari stasiun MTR sekaligus beli Octopus Card. Sedihnya, paspor gw (dan emang) kagak distamp!
Tanda masuk HK cuma berupa kertas kecil doing, hiks.
untuk Octopus Card, Sebagai workcap gw isi HKD 300 (Deposit: 50, Saldo: 250).
Kira-kira sesuai dengan itinerary yang gw bikin.
Seharusnya, naik MTR general dari dan ke Airport itu free fare.
tapi, karena gw ceroboh (lebih tepatnya gak tau bedanya), gw malah naik MTR Express. Hahah.
Alhasil, gw -dengan segala kesotoyan- naik yang Express dan untung di stasiun pertama langsung ngeh, dan turun. Serta wajib membayar HKD 60. Wkwkw.
Padahal gak ada salahnya kalau nanya dulu, karena MTR Express ini beda platform/level/lantai dengan MTR biasa.
Kalo udah terlanjur naik, gampang dibedakan. Gerbong express ini duduk semua (no standees), dan tidak berhenti di semua stasiun.
Sedangkan, MTR biasa pasti berenti di semua stasiun. So, kalo lo pergi sendiri, jangan ulangi kesalahan gw ya setelah baca post ini :p
Sampai di Causeway Bay jam 9am, molor sejam dari itinerary.
Sudah direncanakan akan keluar di exit F karena rute tercepat ke hotel based on Gmaps.
tapi ternyata rute tersebut tidak sesuai harapan. Tangga kecil, blok gedung yang belok-belok, dan gerimis. Hampir membuat gw ingin full mager aja di hotel.
Akhirnya sampai di Mini Hotel, 8 Sun Wui Road, Causeway Bay.
Hotel kecil ini cukup nyaman untuk solois, atau berpasangan suami istri.
Buat gw, kamar hotel yang penting ada kasur dan kamar mandi harus bersih, udah cukup.
dan, gw seneng banget dengan harganya tergolong murah. Rp 600k/malam. Hotel ya, bukan hostel.
Tergolong murah, karena HK sendiri terkenal sebagai tempat yang sangat mahal dan susah untuk memiliki tempat tingga, bahkan hanya apartment.
Kasurnya biasa, gak terlalu empuk ya. Tapi, cukup kalau untuk istirahat doang.
Anw, karena baru bias check-in jam 2pm. Jadinya gw cuma nitip koper, dan numpang makan di lobby aja. Makanan pun gw bawa sendiri, karena mereka gak punya dapur.
Setelah itu, walau gerimis gw memutuskan untuk tetap ke Macau. Tapi sebelumnya nongki di Starbucks dulu, cuma nyebrang dari hotel. Wkwkwk.
**Pagi, gerimis, ngopi cantik, di negeri orang, rasanya kayak lagi shooting drama korea Hahahahhh!
bye**.
naik dari CWB menuju Sheung Wan Station.
Rencanya, ke Macau nyebrang dari Macau Ferry Terminal di Shun Tak Center. Enaknya, transportasi di HK semuanya Integrated. Semuanya. Paling gak, most of all.
Begitu gw turun dari kereta, udah ada sign board yang arahin langsung ke Ferry Terminal.
Voila, sampai di loket TurboJet. Harga tiket terupdate bias cek di Web ya, easy to access.
Sebenarnya Macau masih merupakan daratan China. Tapi mungkin karena beda territories sehingga harus melewati imigrasi lagi.
Oya, selalu isi Immigration Form ya ketika mau masuk ke suatu Negara. tapi, kalau cuma transit doang (macam di Changi, ga perlu isi. Karena ga akan melewati petugas imigrasi).
1 jam naik ferry sampai ke Macau Outer Harbor.
as I told, semua system transportasi udah integrated. Turun Ferry, gw langsung tukar HKD ke MOP, karena gw udah keliling ke 8 money changer di Jakarta dan selalu gak ada Macanese Pataca-nya!
well, kayaknya kepanjangan ya! Sebenernya ini postingan buat diri gw sendiri sih, hahhaa!
Tar gw coba pendekin lagi deh.
* TigerAir termasuk maskapai tanpa bagasi, jadi kalau ada luggage yang gak dibawa ke kabin harus bayar lebih. Harga max. 20 kg berbeda tergantung Negara, I guess. Please kindly check latest fare update ya,
* Gw orangnya gampang masuk angin, jangan lupa bawa jaket untuk di perjalanan,
* Bawa pulpen kemanapun, dan selalu isi immigration form ketika pindah Negara, jadi gak keteteran saat antri imigrasi,
Postingan ini dibuat sambal ngantor, Haha. Sorry Ms. Boss!
Abisnya kalo udah di rumah gabisa mikir lagi.
xo,
Dyah
Flight malam dari Jakarta (CGK).
tiket paling murah yang gw dapat TigerAir, dengan transit di Singapore.
ini pertama kalinya gw transit, ke Negara lain, sendiri pula.
Tapi, karena Changi Airport fasilitas, informasi, dan segala-galanya super per detail, komplit, gak bertele-tele, alhasil gue diem aja pun, tau harus pergi ke mana. HAHA.
Berangkat jam 8pm dan sampe Changi jam 11.20pm.
karena dua tiket gw udah printed, jadinya ga perlu check-in lagi di Changi.
Flight berikutnya jam 2am. Sambil nunggu, gw dilarang tidur sama mama karena takut ketinggalan pesawat.
Alhasil gw keliling transit area Changi, sambal ngemil Old Chang Kee ma favorite gorengan. Cintaku.
Minggu, 7 May 17
Empat jam flight dari Singapore ke Hong Kong, karena gw jarang perjalanan 'cukup' jauh, lupa bawa jaket, badan gw pegel semua.
Sampai di HK jam 6am, langsung ke imigrasi, arrival dan cari stasiun MTR sekaligus beli Octopus Card. Sedihnya, paspor gw (dan emang) kagak distamp!
Tanda masuk HK cuma berupa kertas kecil doing, hiks.
untuk Octopus Card, Sebagai workcap gw isi HKD 300 (Deposit: 50, Saldo: 250).
Kira-kira sesuai dengan itinerary yang gw bikin.
Seharusnya, naik MTR general dari dan ke Airport itu free fare.
tapi, karena gw ceroboh (lebih tepatnya gak tau bedanya), gw malah naik MTR Express. Hahah.
Alhasil, gw -dengan segala kesotoyan- naik yang Express dan untung di stasiun pertama langsung ngeh, dan turun. Serta wajib membayar HKD 60. Wkwkw.
Padahal gak ada salahnya kalau nanya dulu, karena MTR Express ini beda platform/level/lantai dengan MTR biasa.
Kalo udah terlanjur naik, gampang dibedakan. Gerbong express ini duduk semua (no standees), dan tidak berhenti di semua stasiun.
Sedangkan, MTR biasa pasti berenti di semua stasiun. So, kalo lo pergi sendiri, jangan ulangi kesalahan gw ya setelah baca post ini :p
Sampai di Causeway Bay jam 9am, molor sejam dari itinerary.
Sudah direncanakan akan keluar di exit F karena rute tercepat ke hotel based on Gmaps.
tapi ternyata rute tersebut tidak sesuai harapan. Tangga kecil, blok gedung yang belok-belok, dan gerimis. Hampir membuat gw ingin full mager aja di hotel.
Akhirnya sampai di Mini Hotel, 8 Sun Wui Road, Causeway Bay.
Hotel kecil ini cukup nyaman untuk solois, atau berpasangan suami istri.
Buat gw, kamar hotel yang penting ada kasur dan kamar mandi harus bersih, udah cukup.
dan, gw seneng banget dengan harganya tergolong murah. Rp 600k/malam. Hotel ya, bukan hostel.
Tergolong murah, karena HK sendiri terkenal sebagai tempat yang sangat mahal dan susah untuk memiliki tempat tingga, bahkan hanya apartment.
Foto dari kasur, kamar mandinya transparan yaa |
Foto dari pintu masuk |
Kasurnya biasa, gak terlalu empuk ya. Tapi, cukup kalau untuk istirahat doang.
Anw, karena baru bias check-in jam 2pm. Jadinya gw cuma nitip koper, dan numpang makan di lobby aja. Makanan pun gw bawa sendiri, karena mereka gak punya dapur.
Setelah itu, walau gerimis gw memutuskan untuk tetap ke Macau. Tapi sebelumnya nongki di Starbucks dulu, cuma nyebrang dari hotel. Wkwkwk.
**Pagi, gerimis, ngopi cantik, di negeri orang, rasanya kayak lagi shooting drama korea Hahahahhh!
bye**.
naik dari CWB menuju Sheung Wan Station.
Rencanya, ke Macau nyebrang dari Macau Ferry Terminal di Shun Tak Center. Enaknya, transportasi di HK semuanya Integrated. Semuanya. Paling gak, most of all.
Begitu gw turun dari kereta, udah ada sign board yang arahin langsung ke Ferry Terminal.
Voila, sampai di loket TurboJet. Harga tiket terupdate bias cek di Web ya, easy to access.
Sebenarnya Macau masih merupakan daratan China. Tapi mungkin karena beda territories sehingga harus melewati imigrasi lagi.
Oya, selalu isi Immigration Form ya ketika mau masuk ke suatu Negara. tapi, kalau cuma transit doang (macam di Changi, ga perlu isi. Karena ga akan melewati petugas imigrasi).
1 jam naik ferry sampai ke Macau Outer Harbor.
as I told, semua system transportasi udah integrated. Turun Ferry, gw langsung tukar HKD ke MOP, karena gw udah keliling ke 8 money changer di Jakarta dan selalu gak ada Macanese Pataca-nya!
well, kayaknya kepanjangan ya! Sebenernya ini postingan buat diri gw sendiri sih, hahhaa!
Tar gw coba pendekin lagi deh.
* TigerAir termasuk maskapai tanpa bagasi, jadi kalau ada luggage yang gak dibawa ke kabin harus bayar lebih. Harga max. 20 kg berbeda tergantung Negara, I guess. Please kindly check latest fare update ya,
* Gw orangnya gampang masuk angin, jangan lupa bawa jaket untuk di perjalanan,
* Bawa pulpen kemanapun, dan selalu isi immigration form ketika pindah Negara, jadi gak keteteran saat antri imigrasi,
Postingan ini dibuat sambal ngantor, Haha. Sorry Ms. Boss!
Abisnya kalo udah di rumah gabisa mikir lagi.
xo,
Dyah